Kemarin, 29 April 2018 saya
bertemu dengan bibi saya. Kita ngobrol ngalor ngidul. Sampai tiba saya
menanyakan bagaimana tahap belajar sepupu saya..
X : Si Lutfi gimana bi, sekarang?
Y : ya masih gitu teh, susah
belajarnya. Baca lama, nulis suka kebalik balik
X : Kebalik gimana bi?
Y : Ya gitu, nulis C kebalik jadi
J nulis b kebalik jadi d
X : terus?
Y : bibi di panggil gurunya.
Langsung ditanya. Ibu tau mana kanan dan kiri. Tau sih bu, Cuma ya agak lama
nentuinya
X : lah kok sama bi, phity juga
rada susah tuh nentuin mana kanan mana kiri
Y : iya teh katanya lutfi ada
gelaja disleksia.
Semenjak pembicaraan itu, saya
jadi kepikiran. Saya pribadi memang susah menentukan mana kanan dan mana kiri
apalagi kalau di buru buru. Dan saya sama sekali tidak menyangka kalau masalah
ini bisa jadi masalah serius.
Darah saya memang kuat dengan gen
ayah saya. Hampir 99% apa yang ada di diri saya itu hasil turunan dari ayah
saya. Tapi untuk hal susah bedain kanan kiri ini saya sama sekali tidak
kepikiran kalau itu pun hasil turunan. Hal ini baru saya ketahui semenjak saya
berbicara dengan bibi saya kemarin.
Dan jika dilihat dari silsilah
bibi saya, bibi saya mengidap susah membedakan kanan dan kiri dan anaknya
mempunyai keterlambatan dalam hal pendidikan. Jika gen saya kuat ke anak saya
nanti, saya sangat takut hal serupa akan terjadi ke anak saya nanti.
Setelah bibi saya bicara soal
disleksia yang dialami sepupu saya, saya jadi kepo apa itu disleksia.
Disleksia
Disleksia
(bahasa Inggris: dyslexia) adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis
yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun. Ditandai dengan
kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun
normal atau di atas rata-rata. Ini termasuk kesulitan dalam penerapan disiplin
Ilmu Fonologi, kemampuan bahasa/pemahaman verbal. Diseleksia adalah kesulitan
belajar yang paling umum dan gangguan membaca yang paling dikenal. Ada
kesulitan-kesulitan lain dalam membaca namun tidak berhubungan dengan
disleksia.
Beberapa
melihat disleksia sebagai sebuah perbedaan akan kesulitan membaca akibat
penyebab lain, seperti kekurangan non-neurologis dalam penglihatan atau
pendengaran atau lemah dalam memahami instruksi bacaan. Ada 3 aspek kognitif
penderita disleksia yaitu Pendengaran, Penglihatan, dan Perhatian. Disleksia
mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang.
Penderita
disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai penderita. Disleksia tidak
hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca
kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk
dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya
dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan penderita
disleksia dianggap tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam kasus lain,
ditemukan pula bahwa penderita tidak dapat menjawab pertanyaan yang seperti
uraian, panjang lebar.
Para
peneliti menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi dari biokimia otak
yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua.
Ada
dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexsia (bawaan sejak lahir) dan
aquired dyslexsia (didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri
membaca). Developmental dyslexsia
diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah
abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas
di area fonologis (membaca). Beberapa
tanda-tanda awal disleksia bawaan adalah telat berbicara, artikulasi tidak
jelas dan terbalik-balik, kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf,
bingung antara konsep ruang dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi
verbal, cepat, dan berurutan. Pada usia sekolah, umumnya penderita disleksia
dapat mengalami kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca,
kesulitan memegang alat tulis dengan baik, dan kesulitan dalam menerima.
Klasifikasi
Secara
Internasional, tidak ada definisi khusus tentang disleksia meski demikian
umumnya berpendapat sebagai sebuah gangguan dalam menulis, membaca, maupun
berbicara. Lebih dari 60 terkait nama digunakan untuk menggambarkan
manifestasi, karakter, atau sebab-kejadian. Federasi Neurologi Dunia
menjelaskan disleksia sebagai,"sebuah gangguan manifestasi kesulitan dalam
belajar membaca di luar instruksi konvensional, kecerdasan memadai, dan
kesempatan untuk bersosialisasi. Banyak yang mengartikan dari hasil penelitian
dan organisasi di seluruh dunia adalah deskripsi murni atau perwujudan teori
kausal.
Tanda dan gejala
Pada anak usia dini, tanda-tanda gejala awal yang
dapat didiagnosa adalah keterlambatan dalam berkomunikasi (pengucapan), huruf
terbalik satu sama lain atau menulis seperti dalam bayangan cermin, serta kesulitan dalam memahami arah kiri ke
kanan atau sebaliknya, dan mudah terganggu dengan kejadian dimasa lampau.
Umur anak-anak penderita disleksia di sekolah bisa berbeda satu sama lain.
Gejala-gejala dapat termasuk kesulitan mengidentifikasi atau menghasilkan
kata-kata berima, atau menghitung suku kata dalam kata-kata (kesadaran
fonologi).
Bahasa
Kompleksitas
ortografi suatu bahasa secara tidak langsung berpengaruh dalam seberapa sulit
untuk belajar membaca suatu bahasa. Misalnya, bahasa Inggris memiliki
kompleksitas ortografi dalam Sistem Penulis Huruf Alfabetnya, dengan
kompleksitas struktur bahasanya yang menggunakan corak ejaan pada beberapa
tahap: dasar-dasar, korespondensi suaru huruf, silabel, maupun morfem. Bahasa
lain, seperti bahasa Jepang atau Mandarin, menggunakan sistem kepenulisan
logo-grafik. Hal ini bisa dilihat dari susunan kata yang tidak berhubungan
langsung dengan cara pengucapannya yang menjadi salah satu jenis kesulitan
penderita disleksia.
Kondisi
terkait
Beberapa
kesenjangan belajar yang mirip dengan disleksia, tetapi belum jelas apakah
kesenjangan belajar ini dipengaruhi oleh perkembangan saraf otak yang akhirnya
menyebabkan disleksia. Kesenjangan-kesenjangan ini meliputi:
Ø Disgrafia adalah sebuah gangguan
untuk mengekspresikan diri melalui menulis dan mengetik. Meskipun dalam
beberapa kasus dapat mempengaruhi secara langsung kontak antara mata-tangan,
arah atau urut-urutan proses penjabaran seperti mengikat simpul atau melakukan
tugas rutin.
Ø Gangguan Kekurangan Perhatian,
telah dilaporkan berada di antara ADD/ADHD dan disleksia/gangguan membaca.
Ø Gangguan Proses Pendengaran
(Auditory Processing Disorder) adalah sebuah kondisi yang mempengaruhi proses
penerimaan bunyi/informasi.
Penyebab
Para peneliti sudah berusaha
untuk menemukan dasar biologis disleksia sejak pertama kali teridentifikasi
oleh Oswald Berkhan pada tahun 1881 sedang istilah disleksia muncul pada tahun
1887 oleh Rudolf Berlin. Teori-teori dari etiologi disleksia telah berkembang
sedemikian rupa. Di antarapenyebab disleksia yaitu kerangka/anatomi saraf,
faktor keturunan/genetik, pengaruh interaksi lingkungan.
*********************
Setelah saya membaca artikel itu dan beberapa artikel lain
yang ga mungkin saya kutip semua, saya jadi lebih aware dengan penyakit susah
membedakan kanan dan kiri yang saya idap selama ini. Jika itu memang pertanda
kelainan pada anak saya nanti atau akan nurun ke anak saya nanti (amit amit) saya
bisa memberikan pertolongan pertama agar tidak berlarut larut bahkan terlambat
diketahui seperti yang dialami sepupu saya.
Semoga juga artikel ini berguna bagi kalian yang susah
membedakan kanan dan kiri. Memang terlihat sepele, tapi atas kejadian ini saya
jadi belajar untuk tidak menyepelekan segala sesuatu apalagi berhubungan dengan
otak.