Minggu, 31 Oktober 2010

Tugas Dasar Pemasaran VII

Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
  1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)
budaya instant adalah suatu istilah yang digunakan oleh manusia untuk menjuluki keadaan dunia jaman sekarang. mengapa instant disebut budaya? edward burnett tylor pada abad ke-19 menyatakan bahwa budaya atau kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hokum, adapt-istiadat, dan segala kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. setelah melihat definisi ini kita dapat menyimpulkan bahwa instant dikatakan sebuah budaya karena hal itu sudah menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat. kebiasaan manusia yang ingin segala sesuatu diperoleh secara instant ini merupakan dampak dai tuntutan jaman yang semakin kompleks. karena tuntutan ini akhirnya orang-orang berusaha menciptakan alat-alat atau eknologi-teknologi yang dapat membantu manusia dalam memperoleh sesuatu secara cepat.
ada banyak perubahan pesat yang terjadi sekarang membuat dalam diri manusia timbul ketidakseimbangan antara akalbudi modern yang bersifat praktis dan cara berpikir teoritis. muncul pula ketidakseimbangan antara pemusatan perhatian pada kedayagunaan praktis dan tuntutan moral suara hati, antara syarat-syarat kehidupan bersama dan tuntutan pemikiran pribadi. ketidakseimbangan yang terjadi tersebut dapat kita lihat secara nyata di kehidupan kita. budaya instant termasuk dalam ketidakseimbangan tersebut. orang lebih mementingkan hasil dari pada proses. kita tidak bisa menyangkal bahwa kita terjebak dalam arus budaya instant. banyaknya produk yang bersifat instant yang bisa kita temui di mana saja entah itu berupa makanan, pakaian, alat komunikasi, dan teknologi yang semakin canggih dan menawarkan kenyamanan bagi para pemakainya merupakan salah satu factor utama dari munculnya budaya instant. tanpa kita sadari hal ini sangat mempengaruhi mentalitas kita yang selalu ingin segala sesuatunya diperoleh secara instant dan bahkan menggunakan cara-cara yang menyimpang. Inilah yang dinamakan dengan mentalitas instantisme. lalu apa yang harus kita lakukan supaya kita tidak terjerumus dalam mentalitas seperti ini?
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1860563-dampak-budaya-instan/

Perubahan
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.



Sabtu, 23 Oktober 2010

Tugas Dari "ADMINISTRATOR UG "

UG OpenCourseWare
UG OpenCourseWare adalah sumber pendidikan terbuka dan bebas bagi fakultas, mahasiswa, dan self-pelajar di seluruh dunia.
Kami harap Anda menemukan UG OpenCourseWare berharga apakah Anda:
·        seorang mahasiswa mencari beberapa bantuan tambahan
·        seorang anggota fakultas mencoba untuk menyiapkan program baru
·        atau seseorang yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang topik yang menarik bagi Anda.
UG OpenCourseWare tidak memberikan kredit atau derajat, dan tidak menyediakan akses ke fakultas.  UG OpenCourseWare memberi Anda akses terbuka untuk bahan yang digunakan dalam berbagai kursus.
Apa Baru
·        . Pelajari lebih lanjut tentang menjaga up to date melalui
·        Cari ikon mode presentasi in the upper right which allows you to view content as slides. di kanan atas yang memungkinkan Anda untuk melihat konten sebagai slide.
·        Kami juga telah menambahkan fitur baru yang lebih banyak bagi mereka yang menambahkan konten baru ke situs eduCommons.
Content Isi
·        Gunakan ikon Lihat Konten to view or download a plain version of a page. untuk melihat atau mendownload versi polos halaman. This feature makes it easy to reuse the content elsewhere, but be sure to check with the requirements of the copyright license listed at the bottom of the page. Fitur ini memudahkan untuk menggunakan kembali konten di tempat lain, tetapi pastikan untuk memeriksa dengan persyaratan lisensi hak cipta yang terdaftar di bagian bawah halaman.

Tentang UG OCW

·        Disediakan oleh Universitas Gunadarma , Indonesia
·        Anda juga dapat membaca tambahan dokumentasi tentang eduCommons.http://ocw.gunadarma.ac.id/course

Jumat, 22 Oktober 2010

Jadwal Tingkat I PTA 1011_Baru

20210241 AETIN FITRIANI BERU GINTING Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N29
20210297 AGUNG MAULANA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N37
29210216 AHMAD FARIZ HAS Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N47
20210524 ALFA WARDIANTO Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P39
20210774 ANDY ANSAC Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P36
20210841 ANGGIT DANISA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N44
20210966 APRILLIA LESTARI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N01
29210228 ARFAN RASYADI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P05
21210251 AYU MULYANINGSIH Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P45
21210330 BARA KUSUMO Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P21
21210547 CHANDRA ALAM Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P42
21210596 CINTHYA RIZA AMELIA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N43
21210785 DENDY RAHARJO Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N02
21210832 DESI AYU PUSPITA NINGRUM Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P50
21210961 DIAN JULIA PUSPITASARI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N42
22210099 DISTY MEDIAN VANIDA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N46
22210252 EDWIN WAHYU SAPUTRA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N41
22210352 ELY PUJI SETIANINGSIH Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N19
22210569 FAJAR RIZKY NUGROHO Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N06
22210672 FEBI AZIZA
Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P19
22210847 FITRIA HANDAYANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N17
23210044 GUGUN GUNAWAN SUTISNA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P41
23210262 HERLINA AGUSTINE R Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N32
23210266 HERMAN FUADY SIREGAR Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P28
23210469 IMAM TIARA PRABOWO Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P08
23210534 INDRI ASTIANA SUHENDAR Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N08
23210827 KAMAL MAHMUD ASH-SHAWAF Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N39
23210835 KARIMAH PATRYANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N28
23210968 LARAZ SEKAR ARUM WAHYUNI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N07
24210204 MARIA ANCELA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N49
24210261 MAULANA
Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P17
24210378 MIA TRISNA SARI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P26
24210630 MUHAMMAD ALI RAFSANJANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N11
24210748 MUHAMMAD IRSAL PUTRA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N15
24210954 NIA FANDANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N12
25210073 NOVIANDRE MUHAMMAD TRIADITYA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N05
25210088 NOVIYANTI
Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N35
25210352 PRADHITA SARI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P30
25210455 PUTRI KHOIRUNNISA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N14
25210552 RAHEL NATALIA D Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N25
29210158 RAMA ADITYA PUTRA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N31
25210805 REZA MAHENDRA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N23
25210967 RINA HAYANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N03
26210061 RISTIANTO
Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N40
26210103 RIZKA FITRI FAUZI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N26
26210365 SANTOSO P Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P31
26210394 SARTIKA
Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N20
26210568 SINTYA EKA PUTRI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P09
26210695 STEVI GRACE POLII Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P04
26210703 SUBHENGET SIHOMBING Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P11
28210932 TETTY WINDA SIREGAR Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N34
28210330 UNGGUH REKSO PAMUJI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P22
28210337 URAI ZAKIAH Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N04
29210180 WENDI MARULI PANJAITAN Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N33
28210612 YAYUK SULISTIYANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P43
28210644 YOGA PRADIPTA PUTRA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P12
28210789 YUNITA SARI DWI ASIH SARAGIH Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N45
 













http://www.ilab.gunadarma.ac.id/Info/index.php?option=com_content&view=article&id=142:nomor-terminal-dan-jadwal-praktikum-baru-kelas-1&catid=53:beritahttp://www.ilab.gunadarma.ac.id/Info/
































































































































































































































































































































































































Kamis, 21 Oktober 2010

Tugas Dasar Pemasaran VI

http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-12312421421421412-yomyfadhil-541 
Analisis loyalitas konsumen air minum dalam kemasan merek aqua menggunakan model kepuasan - loyalitas/ -- 2007
Consumer Loyalty Analysis for Aqua as a Bottled Water Brand Using The Satisfaction - Loyalty Model
Master Theses from MBIPB / 2010-06-01 12:56:24
Oleh : Yomy Fadhilah Yusuf, MB-IPB
Dibuat : 2008-10-16, dengan 0 file

Keyword : Aqua, AMDK, Kinerja Kualitas, Kepuasan Konsumen, Loyalitas Konsumen, SEM
Subjek : MANAJEMEN PEMASARAN
Nomor Panggil (DDC) : 9(33) Yus a
RINGKASAN EKSEKUTIF

YOMY FADHILAH YUSUF. 2007. Analisis loyalitas konsumen air minum dalam kemasan merek Aqua menggunakan model kepuasan - loyalitas. Di bawah bimbingan E. GUMBIRA-SA'ID dan KIRBRANDOKO.

Bisnis air minum dalam kemasan atau yang umum dikenal dengan AMDK semakin berkembang, ditunjukkan dengan semakin besarnya pasar industri AMDK itu sendiri. Merek Aqua dapat menguasai pasar hingga saat ini karena merupakan merek pionir untuk air dalam kemasan di Indonesia. Nilai merek (brand value) dari Aqua berada di posisi pertama sebagai merek yang diakui kualitasnya oleh konsumen.

Posisi merek Aqua sebagai top of mind kategori produk AMDK menyebabkan merek tersebut terjebak menjadi merek yang generik. Kondisi tersebut menyebabkan konsumen mengidentikkan merek Aqua sebagai kategori produk AMDK dan tidak terlalu peduli dengan merek yang mereka terima saat melakukan pembelian. Kepuasan konsumen telah dicapai oleh Aqua, akan tetapi dalam pemasaran tidak berhenti begitu konsumen merasa puas. Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk membuat konsumen setia (consumer loyalty) pada merek yang dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut belum terlihat pada Aqua.

Konsumen Aqua umumnya tidak mempertanyakan brand switching pada aktivitas pembelian mereka, yang berarti loyalitas konsumen sangat rendah. Meskipun konsumen menunjukkan kepuasan mereka terhadap kualitas produk, sikap yang ditunjukkan konsumen dalam pembelian merek kategori AMDK adalah sebaliknya.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah loyalitas konsumen dan bagaimana bentuk hubungan antara kepuasan (Consumer Satisfaction) dengan loyalitas konsumen (Consumer Loyalty) serta bagaimana kepuasan dan loyalitas akan saling mempengaruhi. Dengan adanya gambaran mengenai loyalitas konsumen maka dapat dipertimbangkan kemungkinan mereka untuk beralih kemerek lain.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis perilaku (behaviour) loyalitas konsumen merek Aqua sebenarnya dibandingkan dengan sikap (attitude) yang mereka tunjukkan terhadap kinerja kualitas produk, kemudian mengelompokkan loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen AMDK dan terakhir menganalisis pengaruh kinerja kualitas AMDK merek Aqua terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.

Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga November 2006 yang mengambil lokasi di wilayah kota Bogor. Responden adalah konsumen AMDK, baik pria atau wanita berusia diantara 18 hingga 55 tahun yang dalam satu bulan terakhir pernah mengkonsumsi merek Aqua. Responden yang diambil sebanyak 100 orang yang ditentukan berdasarkan rule of thumb pengambilan sampel structural equation modelling (SEM). Penentuan lokasi penelitian dari setiap wilayah tersebut dilakukan secara simple random. Responden kemudian dipilih dari konsumen yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (judgemental sampling).

Pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan konsumen sebenarnya, analisis cluster untuk mengelompokkan loyalitas konsumen, dan terakhir analisis structural equation modelling (SEM) untuk mengkaji besarnya pengaruh kinerja kualitas terhadap kepuasan dan kepuasan terhadap loyalitas.

Hasil analisis menunjukkan bahwa profil demografi responden usia konsumen AMDK terbesar berada pada kisaran usia 25 hingga 34 tahun yaitu 39 % dari keseluruhan responden ; Jumlah konsumen wanita 54 % dan pria 46 % ; Tingkat pendidikan adalah sarjana strata 1 (S1) yaitu 50 persen, SMA 20 % dan akademi 15 % ; Pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah pegawai swasta 33 %, pelajar / mahasiswa 27 %, dan wiraswasta 14 % ; Pendapatan Rp. 1 - 4 juta 46 % dan yang kurang dari Rp. 1 juta 45 %.

Aktivitas penggunaan (usage) yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku konsumsi konsumen AMDK. Konsumen yang menggunakan Aqua sebagai merek yang terakhir dibeli sebanyak 62 %. Tempat pembelian yang paling banyak dikunjungi oleh konsumen AMDK adalah warung dengan jumlah sebesar 44 %. Umumnya konsumen hanya melakukan pembelian dalam jumlah kecil yaitu 0,25 hingga 1 liter, sebanyak 29 %. Meskipun Aqua merupakan merek terakhir yang terbanyak digunakan oleh konsumen AMDK, ternyata sebagian besar konsumen tidak hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulannya. Konsumen yang hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulan terakhir penggunaan AMDKnya 31 %, dan sisanya 69 % adalah konsumen yang tidak. Merek 2Tang adalah merek lain yang paling banyak digunakan atau dipilih konsumen dengan jumlahnya mencapai 43 %, kemudian Ades 29 %, Vit 20 %, dan Prima 18 %.

Untuk pemilihan AMDK terdapat beberapa alasan yang umumnya muncul dari konsumen faktor kebiasaan merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan oleh konsumen yaitu 39 %, berikutnya adalah karena mereka sudah percaya dengan merek tersebut 21 %, tidak punya alasan tertentu sebanyak 16 %, dan sisanya adalah konsumen yang beralasan bahwa yang tersedia hanya merek tertentu 15 % persen, harga murah 7 %, dan bentuk kemasan menarik 7 %.

Menggunakan analisis cluster 100 responden pengguna AMDK dikelompokkan kedalam tiga kelompok konsumen berdasarkan kedekatannya dalam atribut loyalitas. Kelompok ini dibagi berdasarkan pendapat dari Dowling dan Uncles (1997) yang menyatakan bahwa loyalitas konsumen dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1). Loyal (undivided loyalty), 2). Loyalitas terbagi (Poligamous Loyalty), dan 3). Tidak loyal (brand indifference atau switcher). Berdasarkan analisis menggunakan K - Means Cluster, responden dikelompokkan menjadi tiga.

Kelompok pertama adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap tidak setia (brand indifference atau switcher). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang hanya kadang-kadang melakukan pembelian Aquanya dengan jumlah pembelian sangat sedikit yaitu berkisar antara 0,25 hingga 1 liter. Dalam aktivitas pembeliannya konsumen selalu berganti-ganti merek. Meskipun konsumen dalam kelompok ini menganggap bahwa kualitas adalah sesuatu yang penting, anggapan kualitas mereka tidak setinggi yang dimiliki oleh kelompok loyalitas lainnya atau selalu berubah bentuknya tergantung kondisi lingkungan mereka pada saat itu. Perubahan anggapan kualitas dapat saja dipengaruhi oleh faktor kampanye produk lain yang memberikan klaim kualitas tertentu. Ketidakkonsistenan anggapan kualitas konsumen tersebut dapat dilihat dari seringnya kelompok ini melakukan pergantian merek. Meskipun konsumen ini adalah konsumen yang tidak loyal, sebagian besar dari mereka kadang-kadang merekomendasikan penggunaan Aqua.

Kelompok kedua adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap memiliki kesetiaan terbagi (polygamous loyalty). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang sering membeli Aqua dengan jumlah pembelian yang besar yaitu di atas 9 liter perbulannya. Dalam aktivitas pembeliannya, konsumen kelompok ini selalu menggunakan Aqua dengan diselingi dengan menggunakan merek-merek lain sesekali. Sama seperti kelompok pertama, kelompok ini juga menganggap bahwa mereka akan melakukan penggantian merek jika terdapat merek lain yang menawarkan produk dengan kualitas yang mendekati Aqua tetapi dengan harga yang lebih rendah. Meskipun konsumen menunjukkan bahwa mereka memiliki anggapan kualitas yang baik terhadap Aqua, hal tersebut tidak mereka tunjukkan melalui bentuk loyalitas lainnya yaitu keinginan untuk merekomendasikan merek tersebut ke orang lain.

Kelompok terakhir adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok konsumen yang loyal. Melalui tingkat pembelian yang mereka lakukan ditunjukkan bahwa mereka selalu membeli merek yang sama yaitu Aqua. Jumlah produk yang dibeli dalam satu bulannya lebih dari 9 liter. Konsumen yang menyatakan dirinya tidak pernah membeli merek lain selain Aqua ini menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok yang rentan terhadap perubahan harga. Melalui pernyataan ini pula dapat diasumsikan bahwa konsumen kelompok loyal ini merupakan orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan merek Aqua sejak lama. Sebagai kelompok yang loyal, konsumen kelompok ini menunjukkan loyalitas mereka dengan seringnya anggota merekomendasikan penggunaan Aqua. Jumlah konsumen dalam kelompok yang merekomendasikan Aqua bervariasi dari yang hanya kadang-kadang merekomendasikan hingga sering melakukannya.

Melalui penyebaran kelompok loyalitas dapat dilihat bahwa kelompok loyal yang sangat diinginkan oleh merek ini hanya merupakan bagian terkecil dari keseluruhan konsumen pengguna Aqua dengan jumlahnya sebesar 19 %. Sebaliknya, lebih dari setengah yaitu sebesar 54 % konsumen Aqua termasuk kedalam kelompok yang tidak loyal dan suka berpindah-pindah merek. Sisanya yaitu sebesar 27 % merupakan konsumen Aqua yang selalu menggunakan merek Aqua, tetapi diselingi dengan penggunaan merek lainnya. Dalam kelompok tidak loyal, konsumen yang puas hanya 57,4 persen, kelompok loyalitas terbagi 77,8 persen, dan kelompok loyal 94,7 persen. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kepuasan konsumen semakin besar untuk tiap kelompok loyalitas, atau dapat ditunjukkan bahwa jumlah konsumen yang merasa puas paling banyak berada pada kelompok loyal. 


Minggu, 31 Oktober 2010

Tugas Dasar Pemasaran VII

Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
  1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)
budaya instant adalah suatu istilah yang digunakan oleh manusia untuk menjuluki keadaan dunia jaman sekarang. mengapa instant disebut budaya? edward burnett tylor pada abad ke-19 menyatakan bahwa budaya atau kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hokum, adapt-istiadat, dan segala kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. setelah melihat definisi ini kita dapat menyimpulkan bahwa instant dikatakan sebuah budaya karena hal itu sudah menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat. kebiasaan manusia yang ingin segala sesuatu diperoleh secara instant ini merupakan dampak dai tuntutan jaman yang semakin kompleks. karena tuntutan ini akhirnya orang-orang berusaha menciptakan alat-alat atau eknologi-teknologi yang dapat membantu manusia dalam memperoleh sesuatu secara cepat.
ada banyak perubahan pesat yang terjadi sekarang membuat dalam diri manusia timbul ketidakseimbangan antara akalbudi modern yang bersifat praktis dan cara berpikir teoritis. muncul pula ketidakseimbangan antara pemusatan perhatian pada kedayagunaan praktis dan tuntutan moral suara hati, antara syarat-syarat kehidupan bersama dan tuntutan pemikiran pribadi. ketidakseimbangan yang terjadi tersebut dapat kita lihat secara nyata di kehidupan kita. budaya instant termasuk dalam ketidakseimbangan tersebut. orang lebih mementingkan hasil dari pada proses. kita tidak bisa menyangkal bahwa kita terjebak dalam arus budaya instant. banyaknya produk yang bersifat instant yang bisa kita temui di mana saja entah itu berupa makanan, pakaian, alat komunikasi, dan teknologi yang semakin canggih dan menawarkan kenyamanan bagi para pemakainya merupakan salah satu factor utama dari munculnya budaya instant. tanpa kita sadari hal ini sangat mempengaruhi mentalitas kita yang selalu ingin segala sesuatunya diperoleh secara instant dan bahkan menggunakan cara-cara yang menyimpang. Inilah yang dinamakan dengan mentalitas instantisme. lalu apa yang harus kita lakukan supaya kita tidak terjerumus dalam mentalitas seperti ini?
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1860563-dampak-budaya-instan/

Perubahan
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.



Sabtu, 23 Oktober 2010

Tugas Dari "ADMINISTRATOR UG "

UG OpenCourseWare
UG OpenCourseWare adalah sumber pendidikan terbuka dan bebas bagi fakultas, mahasiswa, dan self-pelajar di seluruh dunia.
Kami harap Anda menemukan UG OpenCourseWare berharga apakah Anda:
·        seorang mahasiswa mencari beberapa bantuan tambahan
·        seorang anggota fakultas mencoba untuk menyiapkan program baru
·        atau seseorang yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang topik yang menarik bagi Anda.
UG OpenCourseWare tidak memberikan kredit atau derajat, dan tidak menyediakan akses ke fakultas.  UG OpenCourseWare memberi Anda akses terbuka untuk bahan yang digunakan dalam berbagai kursus.
Apa Baru
·        . Pelajari lebih lanjut tentang menjaga up to date melalui
·        Cari ikon mode presentasi in the upper right which allows you to view content as slides. di kanan atas yang memungkinkan Anda untuk melihat konten sebagai slide.
·        Kami juga telah menambahkan fitur baru yang lebih banyak bagi mereka yang menambahkan konten baru ke situs eduCommons.
Content Isi
·        Gunakan ikon Lihat Konten to view or download a plain version of a page. untuk melihat atau mendownload versi polos halaman. This feature makes it easy to reuse the content elsewhere, but be sure to check with the requirements of the copyright license listed at the bottom of the page. Fitur ini memudahkan untuk menggunakan kembali konten di tempat lain, tetapi pastikan untuk memeriksa dengan persyaratan lisensi hak cipta yang terdaftar di bagian bawah halaman.

Tentang UG OCW

·        Disediakan oleh Universitas Gunadarma , Indonesia
·        Anda juga dapat membaca tambahan dokumentasi tentang eduCommons.http://ocw.gunadarma.ac.id/course

Jumat, 22 Oktober 2010

Jadwal Tingkat I PTA 1011_Baru

20210241 AETIN FITRIANI BERU GINTING Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N29
20210297 AGUNG MAULANA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N37
29210216 AHMAD FARIZ HAS Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N47
20210524 ALFA WARDIANTO Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P39
20210774 ANDY ANSAC Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P36
20210841 ANGGIT DANISA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N44
20210966 APRILLIA LESTARI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N01
29210228 ARFAN RASYADI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P05
21210251 AYU MULYANINGSIH Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P45
21210330 BARA KUSUMO Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P21
21210547 CHANDRA ALAM Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P42
21210596 CINTHYA RIZA AMELIA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N43
21210785 DENDY RAHARJO Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N02
21210832 DESI AYU PUSPITA NINGRUM Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P50
21210961 DIAN JULIA PUSPITASARI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N42
22210099 DISTY MEDIAN VANIDA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N46
22210252 EDWIN WAHYU SAPUTRA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N41
22210352 ELY PUJI SETIANINGSIH Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N19
22210569 FAJAR RIZKY NUGROHO Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N06
22210672 FEBI AZIZA
Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P19
22210847 FITRIA HANDAYANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N17
23210044 GUGUN GUNAWAN SUTISNA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P41
23210262 HERLINA AGUSTINE R Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N32
23210266 HERMAN FUADY SIREGAR Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P28
23210469 IMAM TIARA PRABOWO Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P08
23210534 INDRI ASTIANA SUHENDAR Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N08
23210827 KAMAL MAHMUD ASH-SHAWAF Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N39
23210835 KARIMAH PATRYANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N28
23210968 LARAZ SEKAR ARUM WAHYUNI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N07
24210204 MARIA ANCELA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N49
24210261 MAULANA
Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P17
24210378 MIA TRISNA SARI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P26
24210630 MUHAMMAD ALI RAFSANJANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N11
24210748 MUHAMMAD IRSAL PUTRA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N15
24210954 NIA FANDANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N12
25210073 NOVIANDRE MUHAMMAD TRIADITYA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N05
25210088 NOVIYANTI
Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N35
25210352 PRADHITA SARI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P30
25210455 PUTRI KHOIRUNNISA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N14
25210552 RAHEL NATALIA D Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N25
29210158 RAMA ADITYA PUTRA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N31
25210805 REZA MAHENDRA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N23
25210967 RINA HAYANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N03
26210061 RISTIANTO
Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N40
26210103 RIZKA FITRI FAUZI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N26
26210365 SANTOSO P Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P31
26210394 SARTIKA
Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N20
26210568 SINTYA EKA PUTRI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P09
26210695 STEVI GRACE POLII Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P04
26210703 SUBHENGET SIHOMBING Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P11
28210932 TETTY WINDA SIREGAR Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N34
28210330 UNGGUH REKSO PAMUJI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P22
28210337 URAI ZAKIAH Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N04
29210180 WENDI MARULI PANJAITAN Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N33
28210612 YAYUK SULISTIYANI Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P43
28210644 YOGA PRADIPTA PUTRA Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 P12
28210789 YUNITA SARI DWI ASIH SARAGIH Praktikum Komputer 1(1EB)
12.30-13.45 N45
 













http://www.ilab.gunadarma.ac.id/Info/index.php?option=com_content&view=article&id=142:nomor-terminal-dan-jadwal-praktikum-baru-kelas-1&catid=53:beritahttp://www.ilab.gunadarma.ac.id/Info/
































































































































































































































































































































































































Kamis, 21 Oktober 2010

Tugas Dasar Pemasaran VI

http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-12312421421421412-yomyfadhil-541 
Analisis loyalitas konsumen air minum dalam kemasan merek aqua menggunakan model kepuasan - loyalitas/ -- 2007
Consumer Loyalty Analysis for Aqua as a Bottled Water Brand Using The Satisfaction - Loyalty Model
Master Theses from MBIPB / 2010-06-01 12:56:24
Oleh : Yomy Fadhilah Yusuf, MB-IPB
Dibuat : 2008-10-16, dengan 0 file

Keyword : Aqua, AMDK, Kinerja Kualitas, Kepuasan Konsumen, Loyalitas Konsumen, SEM
Subjek : MANAJEMEN PEMASARAN
Nomor Panggil (DDC) : 9(33) Yus a
RINGKASAN EKSEKUTIF

YOMY FADHILAH YUSUF. 2007. Analisis loyalitas konsumen air minum dalam kemasan merek Aqua menggunakan model kepuasan - loyalitas. Di bawah bimbingan E. GUMBIRA-SA'ID dan KIRBRANDOKO.

Bisnis air minum dalam kemasan atau yang umum dikenal dengan AMDK semakin berkembang, ditunjukkan dengan semakin besarnya pasar industri AMDK itu sendiri. Merek Aqua dapat menguasai pasar hingga saat ini karena merupakan merek pionir untuk air dalam kemasan di Indonesia. Nilai merek (brand value) dari Aqua berada di posisi pertama sebagai merek yang diakui kualitasnya oleh konsumen.

Posisi merek Aqua sebagai top of mind kategori produk AMDK menyebabkan merek tersebut terjebak menjadi merek yang generik. Kondisi tersebut menyebabkan konsumen mengidentikkan merek Aqua sebagai kategori produk AMDK dan tidak terlalu peduli dengan merek yang mereka terima saat melakukan pembelian. Kepuasan konsumen telah dicapai oleh Aqua, akan tetapi dalam pemasaran tidak berhenti begitu konsumen merasa puas. Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk membuat konsumen setia (consumer loyalty) pada merek yang dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut belum terlihat pada Aqua.

Konsumen Aqua umumnya tidak mempertanyakan brand switching pada aktivitas pembelian mereka, yang berarti loyalitas konsumen sangat rendah. Meskipun konsumen menunjukkan kepuasan mereka terhadap kualitas produk, sikap yang ditunjukkan konsumen dalam pembelian merek kategori AMDK adalah sebaliknya.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah loyalitas konsumen dan bagaimana bentuk hubungan antara kepuasan (Consumer Satisfaction) dengan loyalitas konsumen (Consumer Loyalty) serta bagaimana kepuasan dan loyalitas akan saling mempengaruhi. Dengan adanya gambaran mengenai loyalitas konsumen maka dapat dipertimbangkan kemungkinan mereka untuk beralih kemerek lain.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis perilaku (behaviour) loyalitas konsumen merek Aqua sebenarnya dibandingkan dengan sikap (attitude) yang mereka tunjukkan terhadap kinerja kualitas produk, kemudian mengelompokkan loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen AMDK dan terakhir menganalisis pengaruh kinerja kualitas AMDK merek Aqua terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.

Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga November 2006 yang mengambil lokasi di wilayah kota Bogor. Responden adalah konsumen AMDK, baik pria atau wanita berusia diantara 18 hingga 55 tahun yang dalam satu bulan terakhir pernah mengkonsumsi merek Aqua. Responden yang diambil sebanyak 100 orang yang ditentukan berdasarkan rule of thumb pengambilan sampel structural equation modelling (SEM). Penentuan lokasi penelitian dari setiap wilayah tersebut dilakukan secara simple random. Responden kemudian dipilih dari konsumen yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (judgemental sampling).

Pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan konsumen sebenarnya, analisis cluster untuk mengelompokkan loyalitas konsumen, dan terakhir analisis structural equation modelling (SEM) untuk mengkaji besarnya pengaruh kinerja kualitas terhadap kepuasan dan kepuasan terhadap loyalitas.

Hasil analisis menunjukkan bahwa profil demografi responden usia konsumen AMDK terbesar berada pada kisaran usia 25 hingga 34 tahun yaitu 39 % dari keseluruhan responden ; Jumlah konsumen wanita 54 % dan pria 46 % ; Tingkat pendidikan adalah sarjana strata 1 (S1) yaitu 50 persen, SMA 20 % dan akademi 15 % ; Pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah pegawai swasta 33 %, pelajar / mahasiswa 27 %, dan wiraswasta 14 % ; Pendapatan Rp. 1 - 4 juta 46 % dan yang kurang dari Rp. 1 juta 45 %.

Aktivitas penggunaan (usage) yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku konsumsi konsumen AMDK. Konsumen yang menggunakan Aqua sebagai merek yang terakhir dibeli sebanyak 62 %. Tempat pembelian yang paling banyak dikunjungi oleh konsumen AMDK adalah warung dengan jumlah sebesar 44 %. Umumnya konsumen hanya melakukan pembelian dalam jumlah kecil yaitu 0,25 hingga 1 liter, sebanyak 29 %. Meskipun Aqua merupakan merek terakhir yang terbanyak digunakan oleh konsumen AMDK, ternyata sebagian besar konsumen tidak hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulannya. Konsumen yang hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulan terakhir penggunaan AMDKnya 31 %, dan sisanya 69 % adalah konsumen yang tidak. Merek 2Tang adalah merek lain yang paling banyak digunakan atau dipilih konsumen dengan jumlahnya mencapai 43 %, kemudian Ades 29 %, Vit 20 %, dan Prima 18 %.

Untuk pemilihan AMDK terdapat beberapa alasan yang umumnya muncul dari konsumen faktor kebiasaan merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan oleh konsumen yaitu 39 %, berikutnya adalah karena mereka sudah percaya dengan merek tersebut 21 %, tidak punya alasan tertentu sebanyak 16 %, dan sisanya adalah konsumen yang beralasan bahwa yang tersedia hanya merek tertentu 15 % persen, harga murah 7 %, dan bentuk kemasan menarik 7 %.

Menggunakan analisis cluster 100 responden pengguna AMDK dikelompokkan kedalam tiga kelompok konsumen berdasarkan kedekatannya dalam atribut loyalitas. Kelompok ini dibagi berdasarkan pendapat dari Dowling dan Uncles (1997) yang menyatakan bahwa loyalitas konsumen dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1). Loyal (undivided loyalty), 2). Loyalitas terbagi (Poligamous Loyalty), dan 3). Tidak loyal (brand indifference atau switcher). Berdasarkan analisis menggunakan K - Means Cluster, responden dikelompokkan menjadi tiga.

Kelompok pertama adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap tidak setia (brand indifference atau switcher). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang hanya kadang-kadang melakukan pembelian Aquanya dengan jumlah pembelian sangat sedikit yaitu berkisar antara 0,25 hingga 1 liter. Dalam aktivitas pembeliannya konsumen selalu berganti-ganti merek. Meskipun konsumen dalam kelompok ini menganggap bahwa kualitas adalah sesuatu yang penting, anggapan kualitas mereka tidak setinggi yang dimiliki oleh kelompok loyalitas lainnya atau selalu berubah bentuknya tergantung kondisi lingkungan mereka pada saat itu. Perubahan anggapan kualitas dapat saja dipengaruhi oleh faktor kampanye produk lain yang memberikan klaim kualitas tertentu. Ketidakkonsistenan anggapan kualitas konsumen tersebut dapat dilihat dari seringnya kelompok ini melakukan pergantian merek. Meskipun konsumen ini adalah konsumen yang tidak loyal, sebagian besar dari mereka kadang-kadang merekomendasikan penggunaan Aqua.

Kelompok kedua adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap memiliki kesetiaan terbagi (polygamous loyalty). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang sering membeli Aqua dengan jumlah pembelian yang besar yaitu di atas 9 liter perbulannya. Dalam aktivitas pembeliannya, konsumen kelompok ini selalu menggunakan Aqua dengan diselingi dengan menggunakan merek-merek lain sesekali. Sama seperti kelompok pertama, kelompok ini juga menganggap bahwa mereka akan melakukan penggantian merek jika terdapat merek lain yang menawarkan produk dengan kualitas yang mendekati Aqua tetapi dengan harga yang lebih rendah. Meskipun konsumen menunjukkan bahwa mereka memiliki anggapan kualitas yang baik terhadap Aqua, hal tersebut tidak mereka tunjukkan melalui bentuk loyalitas lainnya yaitu keinginan untuk merekomendasikan merek tersebut ke orang lain.

Kelompok terakhir adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok konsumen yang loyal. Melalui tingkat pembelian yang mereka lakukan ditunjukkan bahwa mereka selalu membeli merek yang sama yaitu Aqua. Jumlah produk yang dibeli dalam satu bulannya lebih dari 9 liter. Konsumen yang menyatakan dirinya tidak pernah membeli merek lain selain Aqua ini menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok yang rentan terhadap perubahan harga. Melalui pernyataan ini pula dapat diasumsikan bahwa konsumen kelompok loyal ini merupakan orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan merek Aqua sejak lama. Sebagai kelompok yang loyal, konsumen kelompok ini menunjukkan loyalitas mereka dengan seringnya anggota merekomendasikan penggunaan Aqua. Jumlah konsumen dalam kelompok yang merekomendasikan Aqua bervariasi dari yang hanya kadang-kadang merekomendasikan hingga sering melakukannya.

Melalui penyebaran kelompok loyalitas dapat dilihat bahwa kelompok loyal yang sangat diinginkan oleh merek ini hanya merupakan bagian terkecil dari keseluruhan konsumen pengguna Aqua dengan jumlahnya sebesar 19 %. Sebaliknya, lebih dari setengah yaitu sebesar 54 % konsumen Aqua termasuk kedalam kelompok yang tidak loyal dan suka berpindah-pindah merek. Sisanya yaitu sebesar 27 % merupakan konsumen Aqua yang selalu menggunakan merek Aqua, tetapi diselingi dengan penggunaan merek lainnya. Dalam kelompok tidak loyal, konsumen yang puas hanya 57,4 persen, kelompok loyalitas terbagi 77,8 persen, dan kelompok loyal 94,7 persen. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kepuasan konsumen semakin besar untuk tiap kelompok loyalitas, atau dapat ditunjukkan bahwa jumlah konsumen yang merasa puas paling banyak berada pada kelompok loyal.