Senin, 30 April 2018

Sulit Membedakan Kanan dan Kiri, Jangan Sepelekan..!!


Kemarin, 29 April 2018 saya bertemu dengan bibi saya. Kita ngobrol ngalor ngidul. Sampai tiba saya menanyakan bagaimana tahap belajar sepupu saya..

X : Si Lutfi gimana bi, sekarang?
Y : ya masih gitu teh, susah belajarnya. Baca lama, nulis suka kebalik balik
X : Kebalik gimana bi?
Y : Ya gitu, nulis C kebalik jadi J nulis b kebalik jadi d
X : terus?
Y : bibi di panggil gurunya. Langsung ditanya. Ibu tau mana kanan dan kiri. Tau sih bu, Cuma ya agak lama nentuinya
X : lah kok sama bi, phity juga rada susah tuh nentuin mana kanan mana kiri
Y : iya teh katanya lutfi ada gelaja disleksia.

Semenjak pembicaraan itu, saya jadi kepikiran. Saya pribadi memang susah menentukan mana kanan dan mana kiri apalagi kalau di buru buru. Dan saya sama sekali tidak menyangka kalau masalah ini bisa jadi masalah serius.

Darah saya memang kuat dengan gen ayah saya. Hampir 99% apa yang ada di diri saya itu hasil turunan dari ayah saya. Tapi untuk hal susah bedain kanan kiri ini saya sama sekali tidak kepikiran kalau itu pun hasil turunan. Hal ini baru saya ketahui semenjak saya berbicara dengan bibi saya kemarin.

Dan jika dilihat dari silsilah bibi saya, bibi saya mengidap susah membedakan kanan dan kiri dan anaknya mempunyai keterlambatan dalam hal pendidikan. Jika gen saya kuat ke anak saya nanti, saya sangat takut hal serupa akan terjadi ke anak saya nanti.

Setelah bibi saya bicara soal disleksia yang dialami sepupu saya, saya jadi kepo apa itu disleksia.

Disleksia

Disleksia (bahasa Inggris: dyslexia) adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun. Ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau di atas rata-rata. Ini termasuk kesulitan dalam penerapan disiplin Ilmu Fonologi, kemampuan bahasa/pemahaman verbal. Diseleksia adalah kesulitan belajar yang paling umum dan gangguan membaca yang paling dikenal. Ada kesulitan-kesulitan lain dalam membaca namun tidak berhubungan dengan disleksia.

Beberapa melihat disleksia sebagai sebuah perbedaan akan kesulitan membaca akibat penyebab lain, seperti kekurangan non-neurologis dalam penglihatan atau pendengaran atau lemah dalam memahami instruksi bacaan. Ada 3 aspek kognitif penderita disleksia yaitu Pendengaran, Penglihatan, dan Perhatian. Disleksia mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang.

Penderita disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan penderita disleksia dianggap tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa penderita tidak dapat menjawab pertanyaan yang seperti uraian, panjang lebar.

Para peneliti menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua.

Ada dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexsia (bawaan sejak lahir) dan aquired dyslexsia (didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca). Developmental dyslexsia diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas di area fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal disleksia bawaan adalah telat berbicara, artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik, kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep ruang dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi verbal, cepat, dan berurutan. Pada usia sekolah, umumnya penderita disleksia dapat mengalami kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca, kesulitan memegang alat tulis dengan baik, dan kesulitan dalam menerima.

Klasifikasi

Secara Internasional, tidak ada definisi khusus tentang disleksia meski demikian umumnya berpendapat sebagai sebuah gangguan dalam menulis, membaca, maupun berbicara. Lebih dari 60 terkait nama digunakan untuk menggambarkan manifestasi, karakter, atau sebab-kejadian. Federasi Neurologi Dunia menjelaskan disleksia sebagai,"sebuah gangguan manifestasi kesulitan dalam belajar membaca di luar instruksi konvensional, kecerdasan memadai, dan kesempatan untuk bersosialisasi. Banyak yang mengartikan dari hasil penelitian dan organisasi di seluruh dunia adalah deskripsi murni atau perwujudan teori kausal.

Tanda dan gejala

Pada anak usia dini, tanda-tanda gejala awal yang dapat didiagnosa adalah keterlambatan dalam berkomunikasi (pengucapan), huruf terbalik satu sama lain atau menulis seperti dalam bayangan cermin, serta kesulitan dalam memahami arah kiri ke kanan atau sebaliknya, dan mudah terganggu dengan kejadian dimasa lampau. Umur anak-anak penderita disleksia di sekolah bisa berbeda satu sama lain. Gejala-gejala dapat termasuk kesulitan mengidentifikasi atau menghasilkan kata-kata berima, atau menghitung suku kata dalam kata-kata (kesadaran fonologi).

Bahasa

Kompleksitas ortografi suatu bahasa secara tidak langsung berpengaruh dalam seberapa sulit untuk belajar membaca suatu bahasa. Misalnya, bahasa Inggris memiliki kompleksitas ortografi dalam Sistem Penulis Huruf Alfabetnya, dengan kompleksitas struktur bahasanya yang menggunakan corak ejaan pada beberapa tahap: dasar-dasar, korespondensi suaru huruf, silabel, maupun morfem. Bahasa lain, seperti bahasa Jepang atau Mandarin, menggunakan sistem kepenulisan logo-grafik. Hal ini bisa dilihat dari susunan kata yang tidak berhubungan langsung dengan cara pengucapannya yang menjadi salah satu jenis kesulitan penderita disleksia.

Kondisi terkait

Beberapa kesenjangan belajar yang mirip dengan disleksia, tetapi belum jelas apakah kesenjangan belajar ini dipengaruhi oleh perkembangan saraf otak yang akhirnya menyebabkan disleksia. Kesenjangan-kesenjangan ini meliputi:
Ø  Disgrafia adalah sebuah gangguan untuk mengekspresikan diri melalui menulis dan mengetik. Meskipun dalam beberapa kasus dapat mempengaruhi secara langsung kontak antara mata-tangan, arah atau urut-urutan proses penjabaran seperti mengikat simpul atau melakukan tugas rutin.
Ø  Gangguan Kekurangan Perhatian, telah dilaporkan berada di antara ADD/ADHD dan disleksia/gangguan membaca.
Ø  Gangguan Proses Pendengaran (Auditory Processing Disorder) adalah sebuah kondisi yang mempengaruhi proses penerimaan bunyi/informasi.

Penyebab

Para peneliti sudah berusaha untuk menemukan dasar biologis disleksia sejak pertama kali teridentifikasi oleh Oswald Berkhan pada tahun 1881 sedang istilah disleksia muncul pada tahun 1887 oleh Rudolf Berlin. Teori-teori dari etiologi disleksia telah berkembang sedemikian rupa. Di antarapenyebab disleksia yaitu kerangka/anatomi saraf, faktor keturunan/genetik, pengaruh interaksi lingkungan.

*********************

Setelah saya membaca artikel itu dan beberapa artikel lain yang ga mungkin saya kutip semua, saya jadi lebih aware dengan penyakit susah membedakan kanan dan kiri yang saya idap selama ini. Jika itu memang pertanda kelainan pada anak saya nanti atau akan nurun ke anak saya nanti (amit amit) saya bisa memberikan pertolongan pertama agar tidak berlarut larut bahkan terlambat diketahui seperti yang dialami sepupu saya.

Semoga juga artikel ini berguna bagi kalian yang susah membedakan kanan dan kiri. Memang terlihat sepele, tapi atas kejadian ini saya jadi belajar untuk tidak menyepelekan segala sesuatu apalagi berhubungan dengan otak.

Senin, 30 April 2018

Sulit Membedakan Kanan dan Kiri, Jangan Sepelekan..!!


Kemarin, 29 April 2018 saya bertemu dengan bibi saya. Kita ngobrol ngalor ngidul. Sampai tiba saya menanyakan bagaimana tahap belajar sepupu saya..

X : Si Lutfi gimana bi, sekarang?
Y : ya masih gitu teh, susah belajarnya. Baca lama, nulis suka kebalik balik
X : Kebalik gimana bi?
Y : Ya gitu, nulis C kebalik jadi J nulis b kebalik jadi d
X : terus?
Y : bibi di panggil gurunya. Langsung ditanya. Ibu tau mana kanan dan kiri. Tau sih bu, Cuma ya agak lama nentuinya
X : lah kok sama bi, phity juga rada susah tuh nentuin mana kanan mana kiri
Y : iya teh katanya lutfi ada gelaja disleksia.

Semenjak pembicaraan itu, saya jadi kepikiran. Saya pribadi memang susah menentukan mana kanan dan mana kiri apalagi kalau di buru buru. Dan saya sama sekali tidak menyangka kalau masalah ini bisa jadi masalah serius.

Darah saya memang kuat dengan gen ayah saya. Hampir 99% apa yang ada di diri saya itu hasil turunan dari ayah saya. Tapi untuk hal susah bedain kanan kiri ini saya sama sekali tidak kepikiran kalau itu pun hasil turunan. Hal ini baru saya ketahui semenjak saya berbicara dengan bibi saya kemarin.

Dan jika dilihat dari silsilah bibi saya, bibi saya mengidap susah membedakan kanan dan kiri dan anaknya mempunyai keterlambatan dalam hal pendidikan. Jika gen saya kuat ke anak saya nanti, saya sangat takut hal serupa akan terjadi ke anak saya nanti.

Setelah bibi saya bicara soal disleksia yang dialami sepupu saya, saya jadi kepo apa itu disleksia.

Disleksia

Disleksia (bahasa Inggris: dyslexia) adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun. Ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau di atas rata-rata. Ini termasuk kesulitan dalam penerapan disiplin Ilmu Fonologi, kemampuan bahasa/pemahaman verbal. Diseleksia adalah kesulitan belajar yang paling umum dan gangguan membaca yang paling dikenal. Ada kesulitan-kesulitan lain dalam membaca namun tidak berhubungan dengan disleksia.

Beberapa melihat disleksia sebagai sebuah perbedaan akan kesulitan membaca akibat penyebab lain, seperti kekurangan non-neurologis dalam penglihatan atau pendengaran atau lemah dalam memahami instruksi bacaan. Ada 3 aspek kognitif penderita disleksia yaitu Pendengaran, Penglihatan, dan Perhatian. Disleksia mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang.

Penderita disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan penderita disleksia dianggap tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa penderita tidak dapat menjawab pertanyaan yang seperti uraian, panjang lebar.

Para peneliti menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua.

Ada dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexsia (bawaan sejak lahir) dan aquired dyslexsia (didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca). Developmental dyslexsia diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas di area fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal disleksia bawaan adalah telat berbicara, artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik, kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep ruang dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi verbal, cepat, dan berurutan. Pada usia sekolah, umumnya penderita disleksia dapat mengalami kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca, kesulitan memegang alat tulis dengan baik, dan kesulitan dalam menerima.

Klasifikasi

Secara Internasional, tidak ada definisi khusus tentang disleksia meski demikian umumnya berpendapat sebagai sebuah gangguan dalam menulis, membaca, maupun berbicara. Lebih dari 60 terkait nama digunakan untuk menggambarkan manifestasi, karakter, atau sebab-kejadian. Federasi Neurologi Dunia menjelaskan disleksia sebagai,"sebuah gangguan manifestasi kesulitan dalam belajar membaca di luar instruksi konvensional, kecerdasan memadai, dan kesempatan untuk bersosialisasi. Banyak yang mengartikan dari hasil penelitian dan organisasi di seluruh dunia adalah deskripsi murni atau perwujudan teori kausal.

Tanda dan gejala

Pada anak usia dini, tanda-tanda gejala awal yang dapat didiagnosa adalah keterlambatan dalam berkomunikasi (pengucapan), huruf terbalik satu sama lain atau menulis seperti dalam bayangan cermin, serta kesulitan dalam memahami arah kiri ke kanan atau sebaliknya, dan mudah terganggu dengan kejadian dimasa lampau. Umur anak-anak penderita disleksia di sekolah bisa berbeda satu sama lain. Gejala-gejala dapat termasuk kesulitan mengidentifikasi atau menghasilkan kata-kata berima, atau menghitung suku kata dalam kata-kata (kesadaran fonologi).

Bahasa

Kompleksitas ortografi suatu bahasa secara tidak langsung berpengaruh dalam seberapa sulit untuk belajar membaca suatu bahasa. Misalnya, bahasa Inggris memiliki kompleksitas ortografi dalam Sistem Penulis Huruf Alfabetnya, dengan kompleksitas struktur bahasanya yang menggunakan corak ejaan pada beberapa tahap: dasar-dasar, korespondensi suaru huruf, silabel, maupun morfem. Bahasa lain, seperti bahasa Jepang atau Mandarin, menggunakan sistem kepenulisan logo-grafik. Hal ini bisa dilihat dari susunan kata yang tidak berhubungan langsung dengan cara pengucapannya yang menjadi salah satu jenis kesulitan penderita disleksia.

Kondisi terkait

Beberapa kesenjangan belajar yang mirip dengan disleksia, tetapi belum jelas apakah kesenjangan belajar ini dipengaruhi oleh perkembangan saraf otak yang akhirnya menyebabkan disleksia. Kesenjangan-kesenjangan ini meliputi:
Ø  Disgrafia adalah sebuah gangguan untuk mengekspresikan diri melalui menulis dan mengetik. Meskipun dalam beberapa kasus dapat mempengaruhi secara langsung kontak antara mata-tangan, arah atau urut-urutan proses penjabaran seperti mengikat simpul atau melakukan tugas rutin.
Ø  Gangguan Kekurangan Perhatian, telah dilaporkan berada di antara ADD/ADHD dan disleksia/gangguan membaca.
Ø  Gangguan Proses Pendengaran (Auditory Processing Disorder) adalah sebuah kondisi yang mempengaruhi proses penerimaan bunyi/informasi.

Penyebab

Para peneliti sudah berusaha untuk menemukan dasar biologis disleksia sejak pertama kali teridentifikasi oleh Oswald Berkhan pada tahun 1881 sedang istilah disleksia muncul pada tahun 1887 oleh Rudolf Berlin. Teori-teori dari etiologi disleksia telah berkembang sedemikian rupa. Di antarapenyebab disleksia yaitu kerangka/anatomi saraf, faktor keturunan/genetik, pengaruh interaksi lingkungan.

*********************

Setelah saya membaca artikel itu dan beberapa artikel lain yang ga mungkin saya kutip semua, saya jadi lebih aware dengan penyakit susah membedakan kanan dan kiri yang saya idap selama ini. Jika itu memang pertanda kelainan pada anak saya nanti atau akan nurun ke anak saya nanti (amit amit) saya bisa memberikan pertolongan pertama agar tidak berlarut larut bahkan terlambat diketahui seperti yang dialami sepupu saya.

Semoga juga artikel ini berguna bagi kalian yang susah membedakan kanan dan kiri. Memang terlihat sepele, tapi atas kejadian ini saya jadi belajar untuk tidak menyepelekan segala sesuatu apalagi berhubungan dengan otak.