Selasa, 17 Mei 2011

Sehari di Rumah RASULULLAH

(Part I)

-Ziarah-
          Kita kembali pada abad-abad yang telah lalu, membolak-balik lembaran2 sejarah yang telah lewat, membaca dan mengkaji baris demi baris, kemudian berziarah ke rumah Rasul Agung Muhammad saw., melihat keadaannya serta mendengar hadist2 dan sabda-sabdanya. Sehari saja kita tinggal di rumah Nabi sambil memetik pelajaran dan hikmah untuk kemudian kita gunakan sebagai penerang pikiran, ucapan, dan tingkah laku kita.

          Ilmu pengetahuan dan teknologi yang di capai oleh manusia abad ini berkembang pesat. Mereka membaca dan melakukan berbagai riset, mengadakan perjalanan ke barat dan timur yang kemudian di abadikan lewat buku-buku dan di sertai film, slide, dsb.

          Nah, apa salahnya jika sekarang kita melakukan hal serupa, tetapi yang akan kita lakukan adalah ziarah syar’iyyah ke rumah Rasulullah untuk mengenal seluk beluk kehidupan beliau yang nanti bisa diterapkan di rumah kita sendiri.

-Rihlah (berwisata)-

          Berwisata ke rumah Rasulullah dan melihat dari dekat kehidupan pribadi dan cara beliau bersosialisasi dengan orang lain adalah sesuatu yang menyenangkan. Disamping mendapat pelajaran yang berharga, kita akan memperoleh pahala. Mengapa,,??? Karena kita tidak sekedar bersantai, melainkan nuansa wisata ini sarat dengan wejangan, nasihat teladan, dan petunjuk.

          Wisata ini mengacu pada beberapa kitab yang mencakup beberapa keterangan yang sahih (benar) dari para sahabat yang bisa di percaya. Jadi sumbernya jelas.

          Mari kita mulai wisata syar’iyyah ini. Di depan mata kita terbentang luas “Madinah Nabawiyah” atau kota Nabi. Di Madinah, yang paling dulu tampak dari jauh adalah Gunung Uhud.
          Di sebalah timur Masjid Nabawi, tampak sebuah bangunan yang akan membuat kita takjub karena kesederhanaannya, yaitu tempat tinggal seorang Rasul Agung. Dengan hamparan tikar yang usang dan nyaris tanpa perabot.

Disebelah rumah tersebut, tampaklah deretan rumah petak yang berdampingan. Inilajh rumah istri-istri beliau, pendamping setia di kala suka maupun duka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 17 Mei 2011

Sehari di Rumah RASULULLAH

(Part I)

-Ziarah-
          Kita kembali pada abad-abad yang telah lalu, membolak-balik lembaran2 sejarah yang telah lewat, membaca dan mengkaji baris demi baris, kemudian berziarah ke rumah Rasul Agung Muhammad saw., melihat keadaannya serta mendengar hadist2 dan sabda-sabdanya. Sehari saja kita tinggal di rumah Nabi sambil memetik pelajaran dan hikmah untuk kemudian kita gunakan sebagai penerang pikiran, ucapan, dan tingkah laku kita.

          Ilmu pengetahuan dan teknologi yang di capai oleh manusia abad ini berkembang pesat. Mereka membaca dan melakukan berbagai riset, mengadakan perjalanan ke barat dan timur yang kemudian di abadikan lewat buku-buku dan di sertai film, slide, dsb.

          Nah, apa salahnya jika sekarang kita melakukan hal serupa, tetapi yang akan kita lakukan adalah ziarah syar’iyyah ke rumah Rasulullah untuk mengenal seluk beluk kehidupan beliau yang nanti bisa diterapkan di rumah kita sendiri.

-Rihlah (berwisata)-

          Berwisata ke rumah Rasulullah dan melihat dari dekat kehidupan pribadi dan cara beliau bersosialisasi dengan orang lain adalah sesuatu yang menyenangkan. Disamping mendapat pelajaran yang berharga, kita akan memperoleh pahala. Mengapa,,??? Karena kita tidak sekedar bersantai, melainkan nuansa wisata ini sarat dengan wejangan, nasihat teladan, dan petunjuk.

          Wisata ini mengacu pada beberapa kitab yang mencakup beberapa keterangan yang sahih (benar) dari para sahabat yang bisa di percaya. Jadi sumbernya jelas.

          Mari kita mulai wisata syar’iyyah ini. Di depan mata kita terbentang luas “Madinah Nabawiyah” atau kota Nabi. Di Madinah, yang paling dulu tampak dari jauh adalah Gunung Uhud.
          Di sebalah timur Masjid Nabawi, tampak sebuah bangunan yang akan membuat kita takjub karena kesederhanaannya, yaitu tempat tinggal seorang Rasul Agung. Dengan hamparan tikar yang usang dan nyaris tanpa perabot.

Disebelah rumah tersebut, tampaklah deretan rumah petak yang berdampingan. Inilajh rumah istri-istri beliau, pendamping setia di kala suka maupun duka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar